BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Indonesia
merupakan Negara yang tersohor akan hasil alamnya . Salah satu hasil alam yang
menjadi sumber utama pendapatan negara
dan telah menjadi penggerak roda kegiatan ekonomi Indonesia adalah kegiatan
eksplorasi minyak bumi dan gas. Hampir disetiap pulau utama di negeri ini
terdapat tambang minyak bumi dan gas.Ketergantungan Negara kita terhadap hasil
bumi berupa migas ini memang tidak bisa dipungkiri.Setiap tahun dilakukan
kegiatan eksplorasi ladang minyak dan gas yang baru.
Salah satu
wilayah yang selama ini menjadi lahan ekplorasi utama migas adalah pulau
jawa.Demi mengejar pendapatan negara kegiatan eksplorasi migas terus dipacu. Di
pulau yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia, sedikitnyaterdapat
sembilan perusahaan yang telah mendapatkan konsesi untuk mengeksplorasi minyak
bumi dan gas. Disisi lain juga banyak terjadi kecelakaan diwilayah kegiatan
penambangan ini. Dalam kurun waktu 36 tahun terakhir, telah tercatat terjadi
delapan kejadian kecelakaan.Salah satu yang masih hangat dalam ingatan kita
adalah peristiwa kecelakaan akibat ledakan sumur pengeboran minyak PT. Lapindo
Brantas yang disertai oleh semburan lumpur yang berlangsung sampai sekarang.Dampak
dari semburan lumpur ini berakibat sangat luas baik sektor industri,transportasi
bahkan terjadi kelumpuhan aktivitas ekonomi didaerah terdampak.Banyak warga
yang mengalami kerugian materil dan non materil, dam juga berdampak terhadap
psikologis mereka.
Dari berbagai
macam permasalahan yang ditimbulkan oleh kegiatan eksplorasi minyak bumi dan
gas di pulau jawa, dan semakin tingginya tingkat kepadatan penduduk menyebabkan
pemerintah seharusnya meninjau ulang
pemberian konsesi eksplorasi minyak dan gas di pulau jawa, dan melihat dampak
yang mungkin akan timbul dimasa yang akan datang bila kegiatan eksplorasi ini
terus dilaksanakan.
1.2Rumusan Masalah
Dari latar
belakang yang telah dipaparkan diatas, maka kami merumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut.
a. Apakah
kegiatan eksplorasi minyak di pulau jawa yang padat penduduk ini masih dapat
dibenarkan bila dilihat dari sudut manusia dan alam sebagai satu kesatuan sistem
?
b. Bagaimana
kaitan proses keputusan pemberian isin konsesi eksplorasi migas oleh pemerintah
tersebut dengan tingkat kesadaran pejabat pemerintah ?
c. Bagaimana
menilai tindakan PT. Lapindo Brantas yang tidak memasang casing dalam proses pengeboran
sumur eksplorasi tersebut bila dilihat dari hakekat manusia secara utuh ?
1.3Tujuan makalah
Untuk mencari alternatif penyelesaian
permasalahaan padaperumusan masalah diatas dan untuk menambah wawasan penulis
agar bermanfaat dikemudian hari.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian hakekat manusia
Hakekat
manusia dapat didevenisikan sebagaiu berikut:
1. Mahluk
yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan social yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan.
3. Mahluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
( tuntas ) selama hidupnya.
4. Mahluk
tuhan yang berarti ia adalah mahluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
2.
Lapisan kesadaran manusia
Lapisan keasdaran manisia dibagi atas 3 bagian
yaitu :
a. Lapisan
kesadaran fisik
Kesadaran fisik atau
fikiran adalah kesadaran yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran
ini ditimbulkan atas keberadaan sel-sel otak kita untuk bertahan hidup,
berkembang biak dan berinteraksi ,lengkap dengan semua emosi rendahnya.
b. Lapisan
kesadaran jiwa
Kesadaran jiwa(bawah
sadar) adalah keasadaran yang jauh tinggi daraipada kesadaran fisik dan bekerja
diluar kesadaran kita sehari-hari.
c. Kesadaran
jiwa ( kosmos)
Adalah identiatas
sejati dari setiap manusia.dan hanya secdikit orang yang mencapai kesadaran
itu.Kesadaran roh tidak mempunyai batasan apapun baik tempat, waktu maupun
dimensi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Kegiatan eksplorasi minyak dan gas di pulau jawa yang padat penduduk bila
dilihat dari sudut pandang manusia dan alam
menurut kelompok kami adalah
sebagai berikut:
Untuk wilayah yang memiliki tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi sudah seharusnya kegiatan eksplorasi tidak
dilakukan lagi.Karena hal ini dapat berakibat fatal dikemudian hari.Tingginya
tingkat kepadatan penduduk di pulau jawa sudah tidak relevan lagi bila
dilakukan kegiatan penambangan.Dampak negatifnya lebih banyak bila dibandingkan
dengan dampak positif yang diperoleh. Kemungkinan terjadinya bencana
kemanusiaan akan lebih besar. Contoh yang paling nyata bisa dilihat pada kasus
semburan lumpur lapindo.Ada ratusan ribu orang yang harus kehilangan tempat
tinggal, kehilangan mata pencaharian, dan tentu tak bisa dikesampingkan juga
dampak psikologis yang dialami oleh warga korban lumpur lapindo. Walaupun
dampak positif eksplorasi minyak dan gas juga ada seperti pemasukan pendapatan
Negara dari proses bagi hasil, dan keuntungan pinansial tapi hanya untuk
segelintir orang. Hal ini tidak sebanding dengan kerugian yang dialami oleh
masyarakat sekitar.
Dari
segi dampak lingkungan, tingginya tingkat penduduk utamanya di pulau jawa
menyebabkan kapasitas daya tampung lahan baik untuk pemukiman dan pertanian
semakin kecil.Dan bila ditambah lagi dengan kegiatan eksplorasi migas tentu
takkan seimbang lagi. Belum lagi dampak lain dari kegiatan eksplorasi, seperti
dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan, berkurangnya resapan air sampai
pada rusaknya ekosistem dan habitat mahluk hidup yang ada di sekitar daerah
eksplorasi. Rusaknya ekosisitem adalah bom waktu yang setiap saat bisa menjadi
bencana seperti timbulnya wabah penyakit, bencana kekeringan dan lain-lain.
3.2
Kaitan proses keputusan pemberian isin
konsesi eksplorasi migas oleh pemerintah dengan tingkat kesadaran pejabat
pemerintah.
Pemberian
isin konsesi eksplorasi migas oleh pemerintah, utamanya eksplorasi pada daerah
yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi adalah sebuah kesalahan
besar.Sadar atau tidak pemerintah telah mendorong rakyatnya kedalam jurang
bencana yang besar. Untuk tahap awal masyarakat sekitar akan memperoleh dampak
positif dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan bergeliatnya roda ekonomi.
Tapi hal ini tak akan berlangsung lama hal ini sesuai dengan sifat migas yang
tidak dapat diparbaharui yang tentunya pasti akan habis. Dampak negatifnya
mungkin tidak instan akan dirasakan tapi kedepannya tak bisa dipungkiri hal itu
kemungkinan besar akan terjadi. Seperti yang dicontohkan pada semburan lumpur
lapindo.
Apa
yang dilakukan oleh pemerintah (pemberian isis konsesi eksplorasi) bila dilihat
dari segi lapisan kesadaran masih berada pada level kesadaran paling rendah
yaitu level kesadaran fisik. Karena pemerintah mengambil keputusan itu hanya
berfikir untuk saat ini saja tanpa berfikir lebih jauh kedepan tentang hal yang
cakupannya lebih luas tidan hnya pada oriantasi semata.Pemerintah mengambil
keputusan itu tidak menggunakan kesadaran jiwa yang dimilikinya apalagi
kesadaran roh yang lebih tinggi.
3.3 PT. Lapindo Brantas yang tidak memasang
casing dalam proses pengeboran sumur eksplorasi bila dilihat dari hakekat
manusia secara utuh.
Apa yang dilakukan oleh PT. Lapindo
Brantas menujukkan bahwa manusia adalah mahluk yang tidak sempurna, walaupun
pengerjaan pengeboran telah memakai tenaga ahli yang berpengalaman. Tindakan PT.Lapindo brantas
yang memasang casing yang tidak sesuai dengan spesifikasi, menunjukkan bahwa
didalam diri manusia juga terdapat unsur sifat ketamakan.Karena keinginan untuk
memperoleh kauntungan yang besar dengan menggunakan peralatan yang lebih murah
tanpa memikirkan resiko yang bisa ditimbulkan oleh tindakannya tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
1. kegiatan
eksplorasi minyak dan gas untuk daerah pulau jawa yamg memiliki kepadatan
penduduk yang tinggi, seharusnya tidak di lakukan lagi. Mengingat banyaknya
dampak negative yang bisa ditimbulkan bila dibandingkan dengan dampak positif
yang diperoleh.
2. Pemberian
isin konsesi eksplorasi migas dilakukakan oleh pemerintah dengan menggunakan
kesadaran fisik. Tidak menggunakan kesadaran jiwa apalagi kesadaran roh.
3. Kesalahan
pemasangan casing non original oleh pt. lapindo brantas walaupun menggunakan tenaga
ahli, menunjukkan bahwa manusia bukanlah mahluk yang sempurna. Dan manusia juga
memiliki sifat tamak yang menginginkan keuntungan yang sebesar besarnya.
B. Saran-saran
1. Seharusnya
pemerintah dalam memberikan isin konsesi eksplorasi dapat menggunakan seluruh
lapisan kesadaran yang dimilikinya agar keputusan yang diperoleh dapat
bermanfaat bagi semua.
2. Handaknya
pemerintah lebih memperhatikan kepentingan yang lebih luas dan berpihak kepada
kepentingan umum dalam mengambil setiap kebijakan.
3. Sudah
saatnya pemerintah memikirkan alternative lain yang bisa dikembangkan dipulau
jawa selain eksplorasi minyak dan gas yang berpihak kepada kemaslahatan ummat
manusia dan keseimbangan serta kelestarian alam.
DAFTAR
PUSTAKA
www.
detik news. Ekspolorasi minyak manfaat dan kerugiannya.Tanggal 12 juni 2009.
Materi
kuliah etika bisnis kelas M2.VII
Tidak ada komentar:
Posting Komentar