Translate

Jumat, 03 Mei 2013

UJI VALIDITAS dan RELIABILITAS DALAM ANALISIS STATISTIK PARAMETRIK dan NONPARAMETRIK

UJI VALIDITAS dan RELIABILITAS
DALAM ANALISIS STATISTIK PARAMETRIK dan NONPARAMETRIK



A. Pendahuluan
          Secara umum, penggunaan analisis statistik parametrik dalam penelitian mahasiswa sering digunakan untuk memperlakukan data interval dan ratio. Penggunaan analisis statistik parametrik itu bukan tanpa alasan, akan tetapi tanpa melanggar kelaziman, statistik parametrik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan statistik non parametrik. Statistik parametrik bisa digunakan untuk memprediksi secara numerik, sedangkan prediksi yang digunakan oleh statistik non parametrik, akan mengalami kesulitan secara numerik.   
          Karena sejak awal, data yang digunakan oleh statstik non parametrik adalah data kualitatif. Pemberian simbol numerik dalam statistrik non parametrik, hanya digunakan untuk mempermudah perhitungan secara matematis. Namun belakangan ini relatif ramai dibicarakan tentang penggunaan statistik non parametrik dalam penelitian mahasiswa. Statistik parametrik, selain memerlukan persyaratan minimal, yakni harus memenuhi kriteria normalitas data, akan tetapi lazim digunakan jika data yang dianalisis adalah data interval atau ratio. 
         Secara teoritis, statistik parametrik memiliki kajian yang lebih kuat dibandingkan dengan statistik non parametrik. Statistik parametrik memiliki keunggulan secara numerik karena data yang dianalisis adalah data numerik. Sedangkan statistik non parametrik, memang lazim digunakan meskipun datanya tidak berdistribusi normal. Selain itu, statistik non parametrik hanya mengukur distribusi. Statistik non parametrik juga hanya memerlukan perhitungan-perhitungan yang relatif sederhana.

B. Pembahasan
          Penggunaan statistik non parametrik dalam penelitian mahasiswa, lebih banyak menggunakan instrumen penelitian untuk memperoleh data. Kajian tentang penggunaan instrumen sebagai alat ukur itu tentu saja memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam pembuatannya. Karena dari instrumen itu akan memberikan jawaban kepada kita tentang data-data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang baik, hanya akan diperoleh dengan instrumen yang baik. Data yang valid (validitas) dan reliabel (reliabilitas), hanya akan diberikan oleh intrumen yang valid dan reliabel. untuk memperolah instrumen yang valid dan reliabel tentu saja harus melalui mekanisme pengujian secara statistik dengan benar.
           Beberapa alasan tentang perlu tidaknya pengujian secara statistik tentang penggunaan instrumen sebagai alat ukur dalam penelitian, akan dibahas secara sederhana dalam tulisan ini. Alasan pertama adalah peluang terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh satu peubah bebas X, yakni kesalahan yang terjadi karena instrumen yang tidak valid dan reliabel atau dengan kata lain, alat ukurnya tidak memiliki validitas dan reliabilitas. Instrumen tidak memberikan informasi yang benar bagi responden sehingga menimbulkan keraguan dalam menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Dalam kontek ini, kesalahan ada dalam instrumen. Instrumen tidak mencerminkan apa yang akan diukur. Sedangkan alasan kedua, adalah kesalahan yang terjadi dalam diri responden. Instrumen sudah baik, valid dan reliabel. Akan tetapi jawaban yang diberikan responden merupakan jawababan yang asal jadi, asal menjawab, asal-asalan, ada rasa takut, cemas, dan bahkan secara sengaja tidak bersedia memberikan jawaban apa yang seharusnya di jawab.
             Berkaitan dengan beberapa opini tentang perlu tidaknya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakajn uji t, pendapat pertama menyebutkan bahwa, uji t tidak perlu dilakukan. Pengujian validitas dan reliabilitas cukup dilakukan dengan menghitung nilai r. Setelah nilai r diperoleh, kemudian nilai r itu dibandingkan dengan nilai r tabel untuk mengetahui valid (validitas) atau reliabel (reliabilitas) tidaknya instrumen yang dibuat. Tetapi pendapat kedua mengatakan bahwa setelah menghitung nilai r, nilai r itu harus dilanjutkan dengan uji t. Artinya, nilai t yang sudah diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel t untuk mengetahui valid (validitas) dan reliabel (reliabilitas) atau tidaknya instrumen yang sudah disusun.
            Dari beberapa pendapat tentang perbedaan opini perlu atau tidaknya penggunaan uji t bagi instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas sebagai alat ukur, menurut hemat kami perbedaan pendapat tersebut, yakni pendapat pertama dan pendapat kedua, bahwa kedua pendapat di atas adalah benar adanya. masing-masing pendapat tentu saja memiliki beberapa alasan yang cukup. Namun demikian ada persyaratan minimal yang perlu dipenuhi oleh keduanya. Pengujian validitas cukup menggunakan nilai keofisien korelasi apabila responden yang terlibat dalam pengujian validitas adalah seluruh populasi. Keputusan valid (validitas) tidaknya item instrumen sebagai alat ukur, hanya dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Sedangan pengujian validitas instrumen perlu menggunakan uji t apabila responden yang terlibat di dalam pengujian validitas adalah sampel. Atau dengan kata lain, keputusan valid (validitas) dan reliabel (reliabilitas) atau tidaknya item instrumen, tidak bisa dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel, akan tetapi harus dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel.

C. Penutup
         Validitas dan relibilitas instrumen yang dilakukan terhadap aksi sensus (populasi) tidak memerlukan generalisasi atau penarikan kesimpulan yang bersifat umum. Dalam buku teks statistika, generalisasi hanya diperlukan bila objek penelitian dilakukan terhadap sampel. Sedangkan bila seluruh anggota populasi sebagai objek dilibatkan dalam penelitian, maka generalisasri dan pengujian statistik dengan menggunakan uji t tidak perlu dilakukan. Kesimpulan yang dibuat berlaku untuk populasi itu sendiri. Sementara dalam pengujian validitas dan reliabilitas dengan sampel, generalisasi diperlukan, karena tidak semua anggota populasi dilibatkan sebagai responden, oleh karena itu generalisasi harus dilakukan. Dan bila tidak dilakukan generalisasi maka kesimpulan yang dibuat hanya berlaku untuk anggota sampel yang terlibat langsung sebagai responden, tidak untuk populasi. 
        Dalam metode statistika, perlakuan untuk membuat generalisasi dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik tertentu. Artinya pengujian statistik ini merupakan pengujian terhadap karakteristik sampel agar dapat diambil kesimpulan yang bersifat umum. Sesuatu hal yang terjadi di dalam sampel dianggap bisa mewakili seluruh keberadaan/karakterisrik/apa yang terjadi dalam populasi. Atau dengan kata lain kesimpulan dalam sampel bisa digeneralisasikan ke populasi.
.
.
Penggunaan Uji t dan Uji r dalam Validitas
Oleh: Suharto
A. Pendahuluan
          Alat analisis yang dilakukan mahasiswa dalam memperlakukan data interval dan ratio, lazimnya adalah statistik parametrik. Statistik parametrik merupakan data numerik. Meskipun demikian, belakangan ini relatif ramai dibicarakan tentang penggunaan statistik non parametrik sebagai salah satu alternatif alat analisis dalam penelitian mahasiswa. Statistik parametrik, selain memerlukan persyaratan khusus, yakni harus memenuhi kriteria normalitas data, akan tetapi lazim digunakan jika data yang dianalisis adalah data interval atau ratio.   
        Secara teori, statistik parametrik memiliki kajian yang lebih kuat dibandingkan dengan statistik non parametrik. Statistik non parametrik, lazim digunakan meskipun data yang dianalisis tidak berdistribusi normal. Statistik non parametrik ini hanya mengukur distribusi. Selain itu, statistik non parametrik, hanya memerlukan perhitungan yang relatif sederhana. Penggunaan statistik non parametrik dalam penelitian mahasiswa, lebih banyak menggunakan instrumen penelitian alat ukur untuk memperoleh data.
B. Pembahasan
          Kajian tentang penggunaan instrumen sebagai alat ukur itu tentu saja memerlukan kecermatan dan ketelitian dalam pembuatannya. Karena dari instrumen itu akan memberikan jawaban kepada kita tentang data-data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang baik, hanya akan diperoleh dengan instrumen atau alat ukur yang baik. Data yang valid karena memiliki validitas dan reliabel karena memiliki reliabilitas, hanya akan diberikan oleh intrumen yang valid dan reliabel. untuk memperolah instrumen yang valid dan reliabel itu diantaranya adalah harus melalui mekanisme pengujian secara statistik dengan benar. 
         Beberapa alasan tentang perlu tidaknya pengujian secara statistik tentang penggunaan instrumen sebagai alat ukur dalam penelitian akan dibahas secara sederhana dalam tulisan ini. Alasan pertama adalah peluang terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh satu peubah bebas X, yakni kesalahan yang terjadi karena instrumen yang tidak valid dan reliabel. Instrumen tidak memberikan informasi yang benar bagi responden sehingga menimbulkan keraguan dalam menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Sedangkan alasan kedua adalah kesalahan yang terjadi dalam diri responden. 
        Instrumen sudah baik, valid dan reliabel. Akan tetapi jawaban yang diberikan pleh responden merupakan jawaban yang asal jadi, asal menjawab, dan bahkan secara sengaja tidak bersedia memberikan jawaban apa yang seharusnya di jawab. Menurut Sambas (2006), terdapat dua pendapat tentang perlu tidaknya digunakan uji t dalam uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan statistika. Pendapat pertama menyebutkan bahwa untuk menguji validitas an reliabilitas tidak perlu digunakan uji t, tetapi cukup dengan menghitung nilai r, kemudian nilai r yang sudah diperoleh itu dibandingkan dengan nilai tabel r untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen yang sudah dibuat. 
          Sementara pendapat kedua menyebutkan, setelah menghitung nilai r, harus dilanjutkan dengan uji t, kemudian membandingkannya dengan nilai r tabel untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen. Berkaitan dengan adanya perbedaan pendapat tentang perlu tidaknya digunakan uji t dalam uji validitas dan reliabilitas, maka perlu ditegaskan disini, bahwa kedua pendapat di atas adalah benar. Artinya penggunaan uji r dan uji t dalam pengujian validitas dan reliabilitas dalam pengukuran alat ukur lazim digunakan dalam penelitian. Namun demikian ada syarat yang perlu dipenuhi oleh keduanya. 
        Pertama, pengujian validitas cukup menggunakan nilai keofisien korelasi apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah populasi. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai r hitung dengan nilai tabel r. Kedua, pengujian validitas perlu menggunakan uji t apabila responden yang dilibatkan dalam pengujian validitas adalah sampel. Artinya, keputusan valid atau tidaknya item instrumen, tidak bisa dilakukan hanya dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel, tetapi harus dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel.
C. Penutup
         Dalam hal ini dapat dijelaskan, bahwa pengujian validitas/relibilitas dengan sensus (populasi) tidak diperlukan generalisasi atau penarikan kesimpulan yang bersifat umum, karena seluruh anggota populasi dilibatkan dalam penelitian sehingga kesimpulan yang dibuat berlaku untuk populasi itu sendiri. Sementara dalam pengujian validitas/reliabilitas dengan sampel, generalisasi diperlukan, karena tidak semua anggota populasi dilibatkan sebagai responden, oleh karena itu generalisasi harus dilakukan, apabbila tidak dilakukan generalisasi maka kesimpulan yang dibuat hanya untuk anggota sampel yang terlibat langsung sebagai responden, tidak untuk populasi. 
       Dalam metode statistika, kegiatan untuk membuat generalisasi dilakukan dengan menggunakan pengujian statistik tertentu. Dengan demikian pengujian statistik ini merupakan pengujian terhadap karakteristik dsampel agar dapat diambil kesimpulan yang bersifat umum dalam hal ini dianggap mewakili seluruh keberadaan/karakterisrik/ apa yang terjadi dalam populasi. 

Dafatr Pustaka

  1. Babbie, Earl R., The Pravtice of Social Research, 4th Edition, Belmont, CA, Wadsworth, 1986. 
  2. Kerlinger, F.N., Foundation of Behavioral Research, 2nd Ed., New York, MacMillan, 1971. 
  3. Moh.Nazir, Ph.d. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005.
  4. Suharto, Kumpulan Bahan Kuliah Statistika, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung, 2007.
.
.
.

Kamis, 06 Agustus 2009

SUHARTO, S.E., M.M.: PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI OPERASIOANAL PENELITIAN.

SUHARTO, S.E., M.M.: PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI OPERASIOANAL PENELITIAN.
VARIABEL


PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, PENGERTIAN DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI OPERASIOANAL PENELITIAN.
(Oleh: Suharto)

Fenomena yang dihadapi mahasiswa sebelum melaksanakan penelitian biasanya berkenaan dengan pertanyaan tentang variabel. Karena tanpa jawaban pasti tentang variabel, penelitian yang dilakukan mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengambil kesimpulan. Variabel penelitian adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dicari informasinya dengan tujuan untuk ditarik suatu kesimpulan. Akan tetapi secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Misalnya saja mahasiswa. Kalau kita berbicara tentang mahasiswa saja, hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena mahasiswa saja hanya merupakan sebuah konsep. Akan tetapi kalau kita sudah berbicara tentang Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Mahasiswa Fakultas Teknik, Mahasiswa Fakultas Hukum, artinya kita sudah membicarakan variabel. Karena mahasiswa Fakultas Ekonomi, Teknik dan Hukum merupakan konsep yang memiliki bermacam-macam variasi. Atau jika kita membicarakan tentang badan. Hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena badan saja hanya merupakan sebuah konsep. Akan tetapi sebaliknya, kalau kita sudah berbicara tentang tinggi badan mahasiswa, jenis kelamin mahasiswa, atau berat badan mahasiswa, atau aktivitas mahasiswa, berarti kita sudah berbicara tentang variabel. Karena tinggi badan, jenis kelamin, berat badan dan motivasi mahasiswa memiliki bermacam-macam variasi. Untuk kepentingan penelitian, konsep bisa diubah menjadi variabel. Hal itu kita lakukan dengan cara memusatkan perhatian terhadap karakteristi-karakteristik dari variabel itu sendiri. Misalnya saja konsep tentang konsumsi, bisa diubah menjadi variabel makanan ringan, makanan berlemak, makanan berserat, dan lain-lain. Akan tetapi konsep-konsep sosial yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang sudah kita anggap lebih operasional itu, variabel dan konstruk (construct), biasanya belum sepenuhnya siap untuk diukur. Karena variabel dan konstruk sosial memiliki alternatif dimensi yang bisa diukur dengan cara berlainan. Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.
Sumber bacaan:
1. Babbie, Earl R., The Pravtice of Social Research, 4th Edition, Belmont, CA, Wadsworth, 1986. 2. Kerlinger, F.N., Foundation of Behavioral Research, 2nd Ed., New York, MacMillan, 1971.
3. Moh nazir, Ph.d. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005).

.
.
.
&&&&&&&
.
.
KONSEP dan JENIS VARIABEL (VARIABEL INDEPENDEN, VARIABEL DEPENDEN, VARIABEL MODERATOR, VARIABEL INTERVENING dan VARIABEL KONTROL).
(Suharto, S.E., M.M.)

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Moh. Nazir). Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Setelah kita membicarakan beberapa pengertian dasar tentang variabel, berikut ini kita akan membicarakan beberapa macam variabel ditinjau dari aspek hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian. Partama adalah variabel dependen (terikat). Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan (penurunan) variabel indepnden (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel dependen sebesar sekian satuan juga. Hubungan antar variabel, yakni variabel independen dan dependen, biasanya ditulis dapal bentuk persamaan, Y = a + bX. Misalnya bentuk eprsamaan linear Y = 3 + 2X. Y adalah pengguaan Pupuk dalam satua Kwintal, dan Y adalah hasil produksi padi dalam satuan Ton. Bila terjadi perubahan X sebesar 1 ((satu) satuan (kwintal), diharapkan akan terjadi perubahan Y sebesar 2 (dua) satuan Ton.

Variabel Moderator

Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, adakalanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model staistik yang kita gunakan. Dalam analisis statistik ada yang dikenal dengan variabel moderator. Variabel moderator ini adalah variabel yang selain bisa memperkuat hubungan antar variabel, dilain pihak juga bisa memperlemah hubungan antara satu atau beberapavariabel independen dan variabel dependen. Misalnya pelatihan yang diikuti karyawan sebuah perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Seluruh karyawan yang mengikuti pelatihan tersebut memiliki jenjang pendidikan yang sama. Tetapi setelah selesai mengikuti pelatihan dan dilakukan uji ketrampilan, ternyata kemampuan karyawan yang berasal dari sekolah kejuruan, memiliki ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berasal dari Sekolah Unum. Perbedaan ketrampilan karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan, dibendingkan dengan Ketrampilan Kerja disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan menyerap materi yang disampaikan ketika melaksanakan pelatihan. Kondisi ini bisa saja terjadi karena ada variabel moderator yang bisa menyebabkan karyawan yang berasal dari Sekolah Umum memiliki motivasi yang lebih rendah untuk mengikuti pelatihan jika dibandingkan dengan Karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan. Dalam contoh di atas pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja adalah variabel dependen, dan motivasi untuk mengikuti pelatihan adalah variabel moderator. Atau dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

Variabel Intervening.

Variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel (variabel moderator), secara teori merupakan satuan yang bisa diukur. Akan tetapi variabel yang yang nilainya secara satuan relatif tidak dapat diukur secara pasti, misalnya sedih, gembira, sakit hati, stress, frustasi dan sebagainya, merupakan variabel intervening. Contoh: meningkatnya hasil produksi padi dalam suatu lahan sawah yang diukur dengan satuan penggunaan biaya pupuk tinggi, biaya pembelian bibit padi tinggi, dan pengairan yang baik, tetap tidak mengalami peningkatan hasil produksi padi secara signifikan. Kemudian setelah diteliti secara seksama, ternyata sebagian besar lahan sawah sedang terserang hama.

Variabel Kontrol.

Variabel yang sering digunakan oleh penelitian, selain variabel moderator dan variabel intervening adalah variabel kontrol. Variabel ini (kontrol), kualitas dan kuantitasnya biasanya bisa dikendalikan oleh peneliti sesuai dengan waktu dan tempat yang dikehendaki. Misalnya saja produktivutas lahan sawah yang diukur dengan satuan penggunaan bibit, peneliti menggunakan variabel kontrol dalam bentuk kualitas dan kuantitas pupuk yang sama. Akan tetapi kualitas dan kuantitas bibitnya berbeda. Kualitas dan kuantitas bibit padi sebagai variabel bebas, yang diukur dalam satuan kg., sedangkan produktivitas lahan sawah merupakan variabel terikat yang diukur dalam satuan ton, sedangkan kualitas dan kuantitas pupuk dalam jumlah sama digunakan sebagai variabel kontrol.
.
.
.
.
&&&&&

VARIABEL

PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI OPERASIOANAL PENELITIAN.

PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI  OPERASIOANAL PENELITIAN
Oleh: Suharto

            Fenomena yang dihadapi mahasiswa sebelum melaksanakan penelitian biasanya berkenaan dengan variabel. Karena tanpa pengertian pasti tentang variabel, penelitian yang dilakukan mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengambil kesimpulan. Variabel penelitian adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dicari informasinya dengan tujuan untuk ditarik suatu kesimpulan. Akan tetapi secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. 
           Misalnya saja tentang mahasiswa. Kalau kita berbicara tentang mahasiswa saja, hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena mahasiswa saja hanya merupakan sebuah konsep. Akan tetapi kalau kita sudah berbicara tentang Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Mahasiswa Fakultas Teknik, Mahasiswa Fakultas Hukum, artinya kita sudah membicarakan variabel. Karena mahasiswa Fakultas Ekonomi, Teknik dan Hukum merupakan konsep yang memiliki bermacam-macam variasi. Atau jika kita membicarakan tentang badan. Hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena badan saja hanya merupakan sebuah konsep. 
           Akan tetapi sebaliknya, kalau kita sudah berbicara tentang tinggi badan mahasiswa, jenis kelamin mahasiswa, atau berat badan mahasiswa, atau aktivitas mahasiswa, berarti kita sudah berbicara tentang variabel. Karena tinggi badan, jenis kelamin, berat badan dan motivasi mahasiswa memiliki bermacam-macam variasi. Untuk kepentingan penelitian, konsep bisa diubah menjadi variabel. Hal itu kita lakukan dengan cara memusatkan perhatian terhadap karakteristi-karakteristik dari variabel itu sendiri.         
           Misalnya saja konsep tentang konsumsi, bisa diubah menjadi variabel makanan ringan, makanan berlemak, makanan berserat, dan lain-lain. Akan tetapi konsep-konsep sosial yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang sudah kita anggap lebih operasional itu, variabel dan konstruk (construct), biasanya belum sepenuhnya siap untuk diukur. Karena variabel dan konstruk sosial memiliki alternatif dimensi yang bisa diukur dengan cara berlainan.  
        Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang  bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama, atau diperlukan pengukuran yang baru.

KONSEP dan JENIS VARIABEL (VARIABEL INDEPENDEN, VARIABEL DEPENDEN,   VARIABEL MODERATOR, VARIABEL INTERVENING dan VARIABEL KONTROL).


              Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Moh. Nazir). Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. 

Setelah kita membicarakan beberapa pengertian dasar tentang variabel, berikut ini kita akan membicarakan beberapa macam variabel ditinjau dari aspek hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian. Partama adalah variabel dependen (terikat). Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. 
                 Artinya,  setiap  terjadi  perubahan  sekian  kali  satuan  variabel   independen,  diharapkan  akan
akan menyebabkan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan (penurunan) variabel indepnden (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel dependen sebesar sekian satuan juga. Hubungan antar variabel, yakni variabel independen dan dependen, biasanya ditulis dapal bentuk persamaan, Y = a + bX. Misalnya bentuk eprsamaan linear Y = 3 + 2X. Y adalah pengguaan Pupuk dalam satua Kwintal, dan Y adalah hasil produksi padi dalam satuan Ton. Bila terjadi perubahan X sebesar 1 ((satu) satuan (kwintal), diharapkan akan terjadi perubahan Y sebesar 2 (dua) satuan Ton.

Variabel Moderator.

            Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, adakalanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model staistik yang kita gunakan. Dalam analisis statistik ada yang dikenal dengan variabel moderator. Variabel moderator ini adalah variabel yang selain bisa memperkuat hubungan antar variabel, dilain pihak juga bisa memperlemah hubungan antara satu atau beberapavariabel independen dan variabel dependen. Misalnya pelatihan yang diikuti karyawan sebuah perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan menyelesaikan tugas-tugas administrasi. 
             Seluruh karyawan yang mengikuti pelatihan tersebut memiliki jenjang pendidikan yang sama. Tetapi setelah selesai mengikuti pelatihan dan dilakukan uji ketrampilan, ternyata kemampuan karyawan yang berasal dari sekolah kejuruan, memiliki ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berasal dari Sekolah Unum. Perbedaan ketrampilan karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan, dibendingkan dengan Ketrampilan Kerja disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan menyerap materi yang disampaikan ketika melaksanakan pelatihan. 
              Kondisi ini bisa saja terjadi karena ada variabel moderator yang bisa menyebabkan karyawan yang berasal dari Sekolah Umum memiliki motivasi yang lebih rendah untuk mengikuti pelatihan jika dibandingkan dengan Karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan. Dalam contoh di atas pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja adalah variabel dependen, dan motivasi untuk mengikuti pelatihan adalah variabel moderator. Atau dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tak bebas.

Variabel Intervening.

Variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel (variabel moderator), secara teori merupakan satuan yang bisa diukur. Akan tetapi variabel yang yang nilainya secara satuan relatif tidak dapat diukur secara pasti, misalnya sedih, gembira, sakit hati, stress, frustasi dan sebagainya, merupakan variabel intervening. Contoh: meningkatnya hasil produksi padi dalam suatu lahan sawah yang diukur dengan satuan penggunaan biaya pupuk tinggi, biaya pembelian bibit padi tinggi, dan pengairan yang baik, tetap tidak mengalami peningkatan hasil produksi padi secara signifikan. Kemudian setelah diteliti secara seksama, ternyata sebagian besar lahan sawah sedang terserang hama.

Variabel Kontrol.

          Variabel yang sering digunakan oleh penelitian, selain variabel moderator dan variabel intervening adalah variabel kontrol. Variabel ini (kontrol), kualitas dan kuantitasnya biasanya bisa dikendalikan oleh peneliti sesuai dengan waktu dan tempat yang dikehendaki. Misalnya saja produktivutas lahan sawah yang diukur dengan satuan penggunaan bibit, peneliti menggunakan variabel kontrol dalam bentuk kualitas dan kuantitas pupuk yang sama. Akan tetapi kualitas dan kuantitas bibitnya berbeda. Kualitas dan kuantitas bibit padi sebagai variabel bebas, yang diukur dalam satuan kg., sedangkan produktivitas lahan sawah merupakan variabel terikat yang diukur dalam satuan ton, sedangkan kualitas dan kuantitas pupuk dalam jumlah sama digunakan sebagai variabel kontrol.


Sumber bacaan: 
1. Babbie, Earl R., The Pravtice of Social Research, 4th Edition, Belmont, CA, Wadsworth, 1986.
2. Kerlinger, F.N., Foundation of Behavioral Research, 2nd Ed., New York, MacMillan, 1971.
3. Moh nazir, Ph.d. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005).
.

SUHARTO, S.E., M.M.: PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI OPERASIOANAL PENELITIAN.


PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI OPERASIOANAL PENELITIAN.
Fenomena yang dihadapi mahasiswa sebelum melaksanakan penelitian biasanya berkenaan dengan pertanyaan tentang variabel. Karena tanpa jawaban pasti tentang variabel, penelitian yang dilakukan mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengambil kesimpulan. Variabel penelitian adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dicari informasinya dengan tujuan untuk ditarik suatu kesimpulan. Akan tetapi secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Misalnya saja mahasiswa. Kalau kita berbicara tentang mahasiswa saja, hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena mahasiswa saja hanya merupakan sebuah konsep. Akan tetapi kalau kita sudah berbicara tentang Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Mahasiswa Fakultas Teknik, Mahasiswa Fakultas Hukum, artinya kita sudah membicarakan variabel. Karena mahasiswa Fakultas Ekonomi, Teknik dan Hukum merupakan konsep yang memiliki bermacam-macam variasi. Atau jika kita membicarakan tentang badan. Hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena badan saja hanya merupakan sebuah konsep. Akan tetapi sebaliknya, kalau kita sudah berbicara tentang tinggi badan mahasiswa, jenis kelamin mahasiswa, atau berat badan mahasiswa, atau aktivitas mahasiswa, berarti kita sudah berbicara tentang variabel. Karena tinggi badan, jenis kelamin, berat badan dan motivasi mahasiswa memiliki bermacam-macam variasi. Untuk kepentingan penelitian, konsep bisa diubah menjadi variabel. Hal itu kita lakukan dengan cara memusatkan perhatian terhadap karakteristi-karakteristik dari variabel itu sendiri. Misalnya saja konsep tentang konsumsi, bisa diubah menjadi variabel makanan ringan, makanan berlemak, makanan berserat, dan lain-lain. Akan tetapi konsep-konsep sosial yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang sudah kita anggap lebih operasional itu, variabel dan konstruk (construct), biasanya belum sepenuhnya siap untuk diukur. Karena variabel dan konstruk sosial memiliki alternatif dimensi yang bisa diukur dengan cara berlainan. Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.

Sumber bacaan:

1. Babbie, Earl R., The Pravtice of Social Research, 4th Edition, Belmont, CA, Wadsworth, 1986.
2. Kerlinger, F.N., Foundation of Behavioral Research, 2nd Ed., New York, MacMillan, 1971.
3. Moh nazir, Ph.d. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005).
.
.
.
&&&&&&&
.
.
KONSEP dan JENIS VARIABEL (VARIABEL INDEPENDEN, VARIABEL DEPENDEN, VARIABEL MODERATOR, VARIABEL INTERVENING dan VARIABEL KONTROL).


Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Moh. Nazir). Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Setelah kita membicarakan beberapa pengertian dasar tentang variabel, berikut ini kita akan membicarakan beberapa macam variabel ditinjau dari aspek hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian. Partama adalah variabel dependen (terikat). Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan (penurunan) variabel indepnden (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel dependen sebesar sekian satuan juga. Hubungan antar variabel, yakni variabel independen dan dependen, biasanya ditulis dapal bentuk persamaan, Y = a + bX. Misalnya bentuk eprsamaan linear Y = 3 + 2X. Y adalah pengguaan Pupuk dalam satua Kwintal, dan Y adalah hasil produksi padi dalam satuan Ton. Bila terjadi perubahan X sebesar 1 ((satu) satuan (kwintal), diharapkan akan terjadi perubahan Y sebesar 2 (dua) satuan Ton.

Variabel Moderator.

Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, adakalanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model staistik yang kita gunakan. Dalam analisis statistik ada yang dikenal dengan variabel moderator. Variabel moderator ini adalah variabel yang selain bisa memperkuat hubungan antar variabel, dilain pihak juga bisa memperlemah hubungan antara satu atau beberapavariabel independen dan variabel dependen. Misalnya pelatihan yang diikuti karyawan sebuah perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Seluruh karyawan yang mengikuti pelatihan tersebut memiliki jenjang pendidikan yang sama. Tetapi setelah selesai mengikuti pelatihan dan dilakukan uji ketrampilan, ternyata kemampuan karyawan yang berasal dari sekolah kejuruan, memiliki ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berasal dari Sekolah Unum. Perbedaan ketrampilan karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan, dibendingkan dengan Ketrampilan Kerja disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan menyerap materi yang disampaikan ketika melaksanakan pelatihan. Kondisi ini bisa saja terjadi karena ada variabel moderator yang bisa menyebabkan karyawan yang berasal dari Sekolah Umum memiliki motivasi yang lebih rendah untuk mengikuti pelatihan jika dibandingkan dengan Karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan. Dalam contoh di atas pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja adalah variabel dependen, dan motivasi untuk mengikuti pelatihan adalah variabel moderator. Atau dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

Variabel Intervening.

Variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel (variabel moderator), secara teori merupakan satuan yang bisa diukur. Akan tetapi variabel yang yang nilainya secara satuan relatif tidak dapat diukur secara pasti, misalnya sedih, gembira, sakit hati, stress, frustasi dan sebagainya, merupakan variabel intervening. Contoh: meningkatnya hasil produksi padi dalam suatu lahan sawah yang diukur dengan satuan penggunaan biaya pupuk tinggi, biaya pembelian bibit padi tinggi, dan pengairan yang baik, tetap tidak mengalami peningkatan hasil produksi padi secara signifikan. Namun setelah dilakukan penelitian secara mendalam, ternyata sebagian besar lahan sawah sampel sedang terserang hama.

Variabel Kontrol.

Variabel yang sering digunakanoleh penelitian, selain variabel moderator dan variabel intervening adalah variabel kontrol. Variabel ini (kontrol), kualitas dan kuantitasnya bisa biasanya bisa dikendalikan oleh peneliti sesuai dengan waktu dan tempat yang dikehendaki. Misalnya saja produktivutas lahan sawah yang diukur dengan satuan penggunaan bibit, peneliti menggunakan variabel kontrol dalam bentuk kualits dan kuantitas pupuk yang sama. Akan tetapi kualitas dan kuantitas bibitnya sama. Kualitas dan kuantitas bibit padi sebagai variabel bebas, yang diukur dalam satuan kg, sedangkan produktivitas lahan sawah merupakan variabel terikat yang diukur dalam satuan ton.
.
.
.

Senin, 03 Agustus 2009

PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI OPERASIOANAL PENELITIAN.

PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI OPERASIOANAL PENELITIAN
Oleh: Suharto


Fenomena yang dihadapi mahasiswa sebelum melaksanakan penelitian biasanya berkenaan dengan pengertian tentang variabel. Karena tanpa jawaban pasti tentang variabel, penelitian yang dilakukan mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengambil kesimpulan. Variabel penelitian adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dicari informasinya dengan tujuan untuk ditarik suatu kesimpulan. Akan tetapi secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Misalnya saja mahasiswa. Kalau kita berbicara tentang mahasiswa saja, hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena mahasiswa saja hanya merupakan sebuah konsep. Akan tetapi kalau kita sudah berbicara tentang Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Mahasiswa Fakultas Teknik, Mahasiswa Fakultas Hukum, artinya kita sudah membicarakan variabel. Karena mahasiswa Fakultas Ekonomi, Teknik dan Hukum merupakan konsep yang memiliki bermacam-macam variasi. Atau jika kita membicarakan tentang badan. Hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena badan saja hanya merupakan sebuah konsep. Akan tetapi sebaliknya, kalau kita sudah berbicara tentang tinggi badan mahasiswa, jenis kelamin mahasiswa, atau berat badan mahasiswa, atau aktivitas mahasiswa, berarti kita sudah berbicara tentang variabel. Karena tinggi badan, jenis kelamin, berat badan dan motivasi mahasiswa memiliki bermacam-macam variasi. Untuk kepentingan penelitian, konsep bisa diubah menjadi variabel. Hal itu kita lakukan dengan cara memusatkan perhatian terhadap karakteristi-karakteristik dari variabel itu sendiri. Misalnya saja konsep tentang konsumsi, bisa diubah menjadi variabel makanan ringan, makanan berlemak, makanan berserat, dan lain-lain. Akan tetapi konsep-konsep sosial yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang sudah kita anggap lebih operasional itu, variabel dan konstruk (construct), biasanya belum sepenuhnya siap untuk diukur. Karena variabel dan konstruk sosial memiliki alternatif dimensi yang bisa diukur dengan cara berlainan. Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.


Sumber bacaan:



  1. Babbie, Earl R., 1986. The Pravtice of Social Research, 4th Edition, Belmont, CA, Wadsworth.
  2. Kerlinger, F.N., 1971. Foundation of Behavioral Research, 2nd Ed., New York, MacMillan.
  3. Moh. Nazir, Ph.d., 2005. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
.
.
.
&&&&&&&&&&&&



KONSEP dan JENIS VARIABEL (VARIABEL INDEPENDEN, VARIABEL DEPENDEN, VARIABEL MODERATOR, VARIABEL INTERVENING dan VARIABEL KONTROL).
(Suharto, S.E., M.M.)



Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Moh. Nazir). Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.Setelah kita membicarakan beberapa pengertian dasar tentang variabel, berikut ini kita akan membicarakan beberapa macam variabel ditinjau dari aspek hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian. Partama adalah variabel dependen (terikat). Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan (penurunan) variabel indepnden (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel dependen sebesar sekian satuan juga. Hubungan antar variabel, yakni variabel independen dan dependen, biasanya ditulis dapal bentuk persamaan, Y = a + bX. Misalnya bentuk persamaan linear Y = 3 + 2X. Y adalah pengguaan pupuk dalam satua kwintal, dan Y adalah hasil produksi padi dalam satuan ton. Bila terjadi perubahan X senbesar 1 (satu) satuan kwintal, diharapkan akan terjadi perubahan Y sebesar 2 (dua) satuan Ton.

Variabel Moderator

Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, adakalanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model staistik yang kita gunakan. Dalam analisis statistik ada yang dikenal dengan variabel moderator. Variabel moderator ini adalah variabel yang selain bisa memperkuat hubungan antar variabel, dilain pihak juga bisa memperlemah hubungan antara satu atau beberapavariabel independen dan variabel dependen. Misalnya pelatihan yang diikuti karyawan sebuah perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Seluruh karyawan yang mengikuti pelatihan tersebut memiliki jenjang pendidikan yang sama. Tetapi setelah selesai mengikuti pelatihan dan dilakukan uji ketrampilan, ternyata kemampuan karyawan yang berasal dari sekolah kejuruan, memiliki ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berasal dari Sekolah Unum. Perbedaan ketrampilan karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan, dibendingkan dengan Ketrampilan Kerja disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan menyerap materi yang disampaikan ketika melaksanakan pelatihan. Kondisi ini bisa saja terjadi karena ada variabel moderator yang bisa menyebabkan karyawan yang berasal dari Sekolah Umum memiliki motivasi yang lebih rendah untuk mengikuti pelatihan jika dibandingkan dengan Karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan. Dalam contoh di atas pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja adalah variabel dependen, dan motivasi untuk mengikuti pelatihan adalah variabel moderator. Atau dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan variabel independen (variabel bebas) dalam mempengaruhi variabel dependen (variabel tak bebas).....


Variabel Kontrol.

Variabel kontrol adalah variabel yang dapat dikendalikan oleh peneliti. Misalnya Produktivitas lahan sawah yang diukur denga satuan penggunaan bibit padi dari dua merk yang berbeda, diukur dengan variabel kontrol prnggunaan jenis pupuk yang sama. Produkstivitas lahan sawah diukur dengan satuan ton, sedangkan penggunaan bibit padi diukur dengan satuan jenis dan kg. Penggunaan pupuk merupakan variabel kontrol. Penggunaan jenis dan jumlah pupuk ini harus sama karena variabel ini, merupakan variabel kontrol yang digunakan untuk mengukur produktivitas lahan sawah. Dan tanpa penggunaan pupuk dalam jumlah yang sama sebagai variabel kontrol, penelitian ini akan menghasilkan sesuatu yang sukar disimpulkan.




Peubah (variabel) adalah lambang, seperti, A, B, F, X, atau B, yang dapat menerima sembarang nilai dari suatu himpunan nilai yang telah ditetapkan, yang disebut daerah asal peubah (variabel). Jika peubah (variabel) hanya dapat menerima satu nilai ia disebut konstanta. Peubah (variabel) yang secara teoritis dapat menerima sembarang nilai di antara dua nilai yang diberikan disebut peubah (variabel) kontinum (continuous variabel), jika ia disebut peubah (variabel) diskrit (discreate variabel).

Misal, Jumlah P anak dalam satu keluarga, yang dapat menerima sembarang nilai-nilai 0,1,2,3. Jumlah ini tidak akan berbentuk bilangan pecahan seperti 2,5 atau 3,7, karena data seperti ini dinamakan peubah (variabel) diskrit.

Contoh lain adalah umur seseorang yang bisa mencapai 43 trahun, 52 tahun atau 55,6342 tahun tergantung pada kecermatan pengukuran yang dilakukan. variabel seperti ini dinamakan suatu peubah (variabel) kontinu.

Data yang dapat dipaparkan oleh suatu peubah (variabel) diskrit atau kontinu masing-masing disebut data diskrit, sedang tinggi dari rata-rata 50 mahasiswa adalah suatu contoh data kontinu. Umumnya hasil yang diperoleh dari pengukuran menghasilkan data kontinu, atau variabel kontinu. Sedangkan pencacahan (enumerations) atau penghitungan (countings) menghasilkan data diskrit, atau variabel diskrit.

Untuk memudahkan perhitungan dengan analisis statistik, kadang-kadang untuk memperluas konsep peubah (variabel) ke satuan bukan numerik menguntungkan peneliti. Misalnya saja penelitian yang dilakukan tentang warna sepeda mototr. Warna sepeda motoor adalah peubah (variabel) yang dapat mengambil nilai nilai merah, kuning, hijau, biru, hitam. Secara umum, mengganti variabel (peubah) yang demikian dengan besaran numerik lazim digunakan. Misalnya, nyatakan merah dengan 1, hitam dengan 2, dan seterusnya.
.
.
&&&&

Sabtu, 01 Agustus 2009

PENGERTIAN VARIABEL

PENGERTIAN VARIABEL, VARIABEL, DEFINISI OPERASIONAL (VARIABEL), dan DEFINISI OPERASIOANAL PENELITIAN.
Oleh: Suharto

Fenomena yang dihadapi mahasiswa sebelum melaksanakan penelitian untuk membuat tugas akhir biasanya berkenaan dengan variabel. Karena tanpa informasi pasti tentang variabel, penelitian yang dilakukan mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi yang akan digunakan untuk mengambil kesimpulan. Variabel penelitian adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti untuk dicari informasinya dengan tujuan untuk ditarik suatu kesimpulan. 

Akan tetapi secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu obyek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Misalnya saja mahasiswa. Kalau kita berbicara tentang mahasiswa saja, hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena mahasiswa saja hanya merupakan sebuah konsep. 

Akan tetapi kalau kita sudah berbicara tentang Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Mahasiswa Fakultas Teknik, Mahasiswa Fakultas Hukum, artinya kita sudah membicarakan variabel. Karena mahasiswa Fakultas Ekonomi, Teknik dan Hukum merupakan konsep yang memiliki bermacam-macam variasi. Atau jika kita membicarakan tentang badan. Hal ini belum bisa dikatakan variabel. Karena badan saja hanya merupakan sebuah konsep. 

Akan tetapi sebaliknya, kalau kita sudah berbicara tentang tinggi badan mahasiswa, jenis kelamin mahasiswa, atau berat badan mahasiswa, atau aktivitas mahasiswa, berarti kita sudah berbicara tentang variabel. Karena tinggi badan, jenis kelamin, berat badan dan motivasi mahasiswa memiliki bermacam-macam variasi. Untuk kepentingan penelitian, konsep bisa diubah menjadi variabel. 

Hal itu kita lakukan dengan cara memusatkan perhatian terhadap karakteristi-karakteristik dari variabel itu sendiri. Misalnya saja konsep tentang konsumsi, bisa diubah menjadi variabel makanan ringan, makanan berlemak, makanan berserat, dan lain-lain. Akan tetapi konsep-konsep sosial yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang sudah kita anggap lebih operasional itu, variabel dan konstruk (construct), biasanya belum sepenuhnya siap untuk diukur. Karena variabel dan konstruk sosial memiliki alternatif dimensi yang bisa diukur dengan cara berlainan. 

Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Definisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. 

Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.


Sumber bacaan:

1. Babbie, Earl R., The Pravtice of Social Research, 4th Edition, Belmont, CA, Wadsworth, 1986.

2. Kerlinger, F.N., Foundation of Behavioral Research, 2nd Ed., New York, MacMillan, 1971.

3. Moh nazir, Ph.d. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005).
.
.
.

.
.


KONSEP dan JENIS VARIABEL (VARIABEL INDEPENDEN, VARIABEL DEPENDEN, VARIABEL MODERATOR, VARIABEL INTERVENING dan VARIABEL KONTROL)
Oleh: Suharto


Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai (Moh. Nazir). Dengan demikian, variabel adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan. Secara teori, definisi variabel penelitian adalah merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Setelah kita membicarakan beberapa pengertian dasar tentang variabel, berikut ini kita akan membicarakan beberapa macam variabel ditinjau dari aspek hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian. Partama adalah variabel dependen (terikat). Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen (bebas). 

Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. 

Sebaliknya jika terjadi perubahan (penurunan) variabel indepnden (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan (penurunan) variabel dependen sebesar sekian satuan juga. Hubungan antar variabel, yakni variabel independen dan dependen, biasanya ditulis dapal bentuk persamaan, Y = a + bX. Misalnya bentuk eprsamaan linear Y = 3 + 2X. Y adalah pengguaan Pupuk dalam satua Kwintal, dan Y adalah hasil produksi padi dalam satuan Ton. Bila terjadi perubahan X sebesar 1 ((satu) satuan (kwintal), diharapkan akan terjadi perubahan Y sebesar 2 (dua) satuan Ton.

Variabel Moderator
Analisis hubungan yang menggunakan minimal dua variabel, yakni satu variabel dependen dan satu atau beberapa variabel independen, adakalanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model staistik yang kita gunakan. Dalam analisis statistik ada yang dikenal dengan variabel moderator. 

Variabel moderator ini adalah variabel yang selain bisa memperkuat hubungan antar variabel, dilain pihak juga bisa memperlemah hubungan antara satu atau beberapavariabel independen dan variabel dependen. Misalnya pelatihan yang diikuti karyawan sebuah perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan menyelesaikan tugas-tugas administrasi. Seluruh karyawan yang mengikuti pelatihan tersebut memiliki jenjang pendidikan yang sama. 

Tetapi setelah selesai mengikuti pelatihan dan dilakukan uji ketrampilan, ternyata kemampuan karyawan yang berasal dari sekolah kejuruan, memiliki ketrampilan yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang berasal dari Sekolah Unum. Perbedaan ketrampilan karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan, dibendingkan dengan Ketrampilan Kerja disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan menyerap materi yang disampaikan ketika melaksanakan pelatihan. 

Kondisi ini bisa saja terjadi karena ada variabel moderator yang bisa menyebabkan karyawan yang berasal dari Sekolah Umum memiliki motivasi yang lebih rendah untuk mengikuti pelatihan jika dibandingkan dengan Karyawan yang berasal dari sekolah Kejuruan. Dalam contoh di atas pelatihan adalah variabel independen, prestasi kerja adalah variabel dependen, dan motivasi untuk mengikuti pelatihan adalah variabel moderator. Atau dengan kata lain, variabel moderator memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen.

Variabel Intervening.
Variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas dinamakan variabel moderator. Secara teori variabel ini memang ada dan merupakan satuan yang bisa diukur. Akan tetapi variabel yang yang nilainya secara satuan relatif tidak dapat diukur secara pasti, misalnya kecewa, sakit hati, stress, frustasi dan sebagainya, dinamakan variabel intervening. 

Contoh lain tentang variabel intervening adalah: meningkatnya hasil produksi padi dalam suatu lahan sawah yang diukur dengan satuan penggunaan biaya pupuk tinggi, biaya pembelian bibit padi tinggi, dan pengairan yang baik, tetapi tidak mengalami peningkatan hasil produksi padi secara signifikan. Kemudian setelah dilakukan penelitian secara seksama, ternyata sebagian besar lahan sawah sedang terserang hama tanaman.

Variabel Kontrol
Variabel yang sering digunakan dalam penelitian mahasiswa, selain variabel moderator dan variabel intervening adalah variabel kontrol. Variabel kontrol ini, kualitas dan kuantitasnya biasanya dikendalikan oleh peneliti mahasiswa sesuai dengan waktu dan tempat yang dikehendaki. Misalnya saja produktivitas beberapa lahan sawah yang diukur dengan satuan penggunaan bibit, peneliti menggunakan variabel kontrol dalam bentuk kualitas dan kuantitas pupuk yang sama, akan tetapi kualitas dan kuantitas bibitnya berbeda. 

Kualitas dan kuantitas bibit padi itu dijadikan sebagai variabel bebas, yang diukur dalam satuan kg, sedangkan produktivitas lahan sawah merupakan variabel tak bebas yang diukur dalam satuan ton. Karena tanpa pupuk sebagai variabel kontrol, kesimpulan terhadap pengukuran produktivitas lahan sawah menjadi sulit dilakukan.
.
.
.

1 komentar:

  1. Selamat sore,
    saya ingin bertanya jika penelitian saya menggunakan data primer dengan salah satu variabel independen adalah dummy, apakah variabel dummy ini perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas? mohon jawabannya, terimakasih

    BalasHapus